//
you're reading...
Aqidah dan Manhaj

Klaim Bid’ahnya Pembagian Tauhid Serta Bantahan Atasnya

Oleh:Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rohimahulloh

Beliau berkata, “Sebagian orang berpendapat bahwa membagi-bagi tauhid menjadi tiga (baca: tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma wa shifat) adalah bid’ah, karena yang semacam itu tidak diriwayatkan dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam. Sedangkan apa saja (yang dianggap) bagian dari agama padahal tidak datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka itu bid’ah.

Namun ini kita jawab, maka kita katakan, sesungguhnya banyak perkara sesuatu yang disusun oleh para ulama yang sebelumnya belum tersusun di masa Ar Rosul ‘alaihish sholatu was salam. Ini tidak perlu dijelaskan lagi.Orang-orang yang membaginya (tauhid) menjadi tiga tidak mendatangkan sesuatu yang baru, tidak pula mengingkari keabsahannya. Bahkan mereka membawakannya dari Al Quran & Sunnah, hanya saja mereka membaginya. Pembagian mereka ini berdasarkan perbedaan manusia di dalamnya. Sebagaimana yang akan kita terangkan (dalam pembahasan kitab), insyaAllah.Sekiranya kita menempuh jalan yang ditempuh orang yang nyeleneh ini, pasti juga kita katakan bahwa syarat-syarat, rukun-rukun, dan wajib-wajib shalat, rukun-rukun haji, wajib-wjib, dan larangan-larangannya, dan semisalnya, termasuk perkara bid’ah!Padahal kita tidak menyatakan (pembagian) ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah, akan tetapi kita hanya menyebutkan ini sebagai bentuk mendekatkan ilmu kepada penuntutnya. Jadi, pembagian ini adalah sarana bukan tujuan.

Maka yang benar -tidak ragu lagi-, bahwa pembagian tauhid menjadi tiga macam, dan menyebutkan syarat-syarat, rukun-rukun, wajib-wajib, serta perusak-perusak dalam ibadah-ibadah; ini semua diperbolehkan karena hanya sebagai sarana & pendekatan, serta meringkas sesuatu untuk penuntut ilmu. Kita juga ingat bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam biasa menyebutkan sesuatu dengan bilangan tertentu. Seperti: ‘Tujuh golongan manusia yang Allah naungi dengan naungan-Nya…’ [Riwayat Al Bukhari (660) & Muslim (1031) dari hadits Abu Hurairah], ‘Tiga golongan manusia yang tidak Allah ajak bicara di hari kiamat…’ [Riwayat Al Bukhari (2369 & 2672) & Muslim (107) dari hadits Abu Hurairaah], dan semisalnya. Ini termasuk macam dari pembagian.”

[Syarh ‘Aqidah Ahlissunnah wal Jama’ah hal. 6-7 cet. ke-4 1431 H, Dar Ibnul Jauzi Mesir]

Faidah:
Syaikh ‘Abdurrozzaq bin ‘Abdul Muhsin Al Badr Al ‘Abbad dalam bukunya yang sangat bermanfa’at, Al Mukhtashor Al Mufid fi Bayan Dalail At Tauhid (edisi terj.: Mengapa Tauhid Dibagi Menjadi Tiga pent. Abu ‘Umar ‘Urwah Al Bankawi), menyebutkan beberapa dalil yang menunjukkan pembagian tauhid, yaitu:

A. Dalil-dalil yang menunjukkan tauhid rububiyyah:
1. Al Fatihah: 1
2. Al A’rof: 54
3. Ar Ro’d: 16
4. Al Mu’minun: 84-89
5. Al Mu’min/Al Ghofir: 64

B. Dalil-dalil yang menunjukkan tauhid uluhiyyah:
1. Al Fatihah: 1
2. Al Fatihah: 4
3. Al Baqoroh: 21
4. Az Zumar: 2-3
5. Az Zumar: 14-15
6. Al Bayyinah: 5

C. Dalil-dalil yang menunjukkan tauhid asma’ & shifat:
1. Al Fatihah: 3-4
2. Al Isro’: 110
3. Maryam: 65

Dan dalam sebuah ayat (65) di suroh Maryam terdapat pembagian tauhid menjadi tiga yang sangat nampak jelas, bak matahari di siang bolong. Ayat tersebut adalah: “(Dia lah) Robb (baca: pencipta, penguasa, pengatur, dan pemberi rizki) langit-langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kau mengetahui ada sesuatu yang menyamai-Nya.”

Perhatikanlah pembagian tauhid menjadi tiga dalam satu ayat ini, yaitu:
1. Firman-Nya, “(Dia lah) Robb (baca: pencipta, penguasa, pengatur, dan pemberi rizki) langit-langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya.” adalah merupakan penetapan macam tauhid yang pertama, tauhid rububiyyah (mengesakan Allah dalam kaitannya dengan perbuatan Allah Ta’ala)
2. Firman-Nya, “Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya.” adalah macam tauhid yang kedua, yaitu tauhid uluhiyyah (mengesakan Allah dalam kaitannya dengan perbuatan hamba)
3. Dan firman-Nya, “Apakah kau mengetahui ada sesuatu yang menyamai-Nya.” adalah macam tauhid yang ketiga, yaitu tauhid asma’ & shifat. Allahua’lam. []

About Firman Hidayat Marwadi

Seorang penuntut ilmu yang semoga diberi keistiqamahan oleh Allah dalam setiap kebaikan.

Diskusi

5 respons untuk ‘Klaim Bid’ahnya Pembagian Tauhid Serta Bantahan Atasnya

  1. Sedikit koreksi:
    adalah merupakan penetapan macam tauhid yang pertama, tauhid uluhiyyah (mengesakan Allah dalam penciptaan)
    Harusnya rububiyyah

    Posted by abumuhammadblog | 06/05/2013, 4:55 am
  2. Barakallah fikum. Mudah-mudahan Allah menambahkan ilmu dan amal buat kita.

    Posted by Firman Hidayat bin Marwadi | 08/05/2013, 10:10 am

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga? (1) | - 08/05/2013

  2. Ping-balik: Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga? (2) | - 08/05/2013

Tinggalkan komentar